Surat bernomor 02/RW02/U/IV/2020 itu berisi pertama tidak menerima hunian kos yang berasal dari RSSA/RS lain, baik sebagai penjaga pasien atau pun yang sedang menunggu tindakan medis dari dokter, hal ini melanggar ketentuan usaha kos-kosan, membahayakan warga sekitar, serta meresahkan warga sekitar rumah kos.
Tak hanya tenaga kesehatan, RW 02 juga melarang penghuni kos membawa atau memasukkan tamu yang berasal dari luar kota. Surat edaran diakhiri dengan tanda tangan ketua RW 02 bersama bagian keamanan lingkungan RW.
Surat itu viral setelah di-posting di media sosial. Sontak saja mengundang banyak reaksi warganet. Apalagi dikabarkan di Kota Malang ada Dokter Resident Anak dan Dokter Resident Anestesi diusir dari kos, seperti diunggah di akun Instagram @lambe_turah dan, Senin (27/4/2020).
Menyadari adanya kekeliruan ini, pengurus RW 02 pun segera merevisi surat edarannya. Dalam surat terbarunya, dipoin pertama yang sebelumnya tertulis tidak menerima kos orang yang berasal dari RSSA/RS lain diubah menjadi tentang penerapan physical distancing dan social distancing untuk seluruh wilayah RW 02 Kelurahan Klojen.
Poin kedua imbauan mencatat seluruh pendatang baru di RW 02 untuk dilaporkan kepada pihak kelurahan. Pada poin berikutnya meminta tidak ada penambahan penghuni kos baru, sampai pemerintah mencabut masa tanggap darurat penanganan COVID-19.
Ketua RW 02 Kelurahan Klojen, Asmadji, juga membuat klarifikasi melalui video. “Kami ingin mengklarifikasi, khususnya pada poin satu. Bahwa yang kami maksud adalah pasien. Bukan tenaga medis atau pun dokter yang kos di wilayah kami. Karena mereka justru pahlawan dalam penanganan COVID saat ini,” ungkap Asmadji, Senin 27 April 2020.***
Muhamad Usman
