Peristiwa

Viral, Cuitan Dokter Tentang Bobroknya Penanganan Covid-19 di Kota Surabaya

KATAFAKTA, SURABAYA - Seorang dokter yang bekerja di salah satu rumah sakit di Kota Surabaya membuat cuitan tentang bobroknya penanganan COVID-19. Dokter tersebut membuat serial cuitan melalui akun twitter @cakasana. Cuitan ini telah diretweet oleh 8.371 akun dan disukai 13 ribu akun.

Pemilik akun bernama Aditya C Janottama ini mengaku seorang dokter yang bekerja di salah satu rumah sakit rujukan COVID-19 di Surabaya.

“Oke kita mulai dari awal tentang rumah sakit dulu ya tentang rumah sakit rujukan yang menerima pasien dengan COVID-19 di Surabaya. Adanya total 15 rumah sakit tapi gak semua diciptakan sama. Ada yang punya ventilator ada yang tidak, ada yang ICU-nya siap untuk COVID-19 ada yang tidak. Ada yang kamarnya pakai exhaust ada yang pakai angin jendela. Nah apes-apesnya pasien aja kalau ini, kalau RS yang gak ada ventilatornya, ya kalau perburukan gak ada yang bisa dilakukan,” tulis akun twitter @cakasana seperti yang dilihat KataFakta, Rabu, 27 Mei 2020.

Aditya juga mempersoalkan bantuan ventilator dari pemerintah.

“Sejauh yang saya tahu baru 1 ventilator ke rumah sakit Husada utama ke rumah sakit lain tidak tahu, kalau rumah sakit saya sendiri tidak. Untuk Pemprov sendiri mereka sudah bangun rumah sakit tambahan tapi ya gitu agak tetot juga kenapa? Jadi rumah sakit dadakan ini pemeriksaannya nggak lengkap,” tulisnya.

Namun, akun @cakasana sempat mengklarifikasi tweetnya terkait bantuan di rumah sakitnya. “Ternyata rumah sakit saya sudah ditawari bantuan oleh pemkot tapi spesifikasi ICU RS saya tidak mumpuni untuk pasien COVID-19,” tulis di akun tersebut.

Kepala Dinas Kominfo Kota Surabaya M Fikser membantah isi cuitan tersebut. Kata dia, Pemkot Surabaya telah menerima bantuan dari banyak pihak. Walikota Surabaya Tri Rismaharini telah mendistribusikan bantuan tersebut ke semua pihak yang memerlukan.

“Kami klarifikasi, pertama kami sudah memberikan bantuan APD kurang lebih 60 ribu lebih yang terbagi rata. Pemkot adil semua rumah sakit diberikan APD. APD yang kita berikan itu diharapkan bisa digunakan untuk rumah sakit kepada tenaga medis saat bertugas. Persoalannya apakah bantuan itu sampai ke tenaga medis yang bertugas itu pemkot tidak sampai pada intervensi itu,” kata Fikser.

Fikser mengklaim pihaknya memiliki data terkait penyaluran bantuan APD di RS/Puskesmas di Surabaya.

“Kami memliki data bahwa seluruh APD yang diterima oleh pemkot hari itu juga langsung kita distribusikan. Bu wali kota yang langsung mendistribusikan itu. Di samping itu pemilik akun juga mengkritisi tentang pelaksanaan penanganan COVID-19. Saya kira pemkot sangat terbuka melaksanakan penanganan COVID-19 ini secara massif. Kita tidak ingin penanganan ini seperti gunung es,” ujarnya.

“Artinya melakukan rapid test massal dan mengajukan swab bagi yang reaktif dan terus menerus kita buka ini. Jadi kita lakukan pemeriksaan lab untuk membuka itu semua,’’ ungkapnya.

Jika pemilik akun @cakasana tidak puas atau punya ide, kata Fikser,dia bisa datang ke gugus tugas untuk melakukan diskusi.***

Muhamad Usman

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button