Menurut Tjahjo, kelompok produktif selama masa work from home (WFH) kelebihan beban (overload) karena terpaksa mengerjakan tugas yang tidak bisa diselesaikan oleh kelompok tidak produktif.
Kata dia, pemerintah saat ini memiliki banyak tenaga kerja yang sebetulnya tidak dibutuhkan, tapi ironisnya kekurangan tenaga yang dibutuhkan.
“Too many, but not enough. Perlu perubahan drastis dalam format kebutuhan kompetensi untuk rekrutmen ke depan,” ungkap Tjahjo Kumolo melalui pernyataan resminya, Sabtu, 20 Juni 2020.
Politisi PDIP ini mengaku sedang berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian Negara (BKN) untuk merumuskan ulang sistem manajemen sumber daya manusia (SDM) sesuai dengan era new normal. “Jika komposisi dan kompetensi sudah akurat dan jumlah total ASN sudah tepat, maka remunerasinya juga akan bisa meningkat signifikan,” katanya.
Untuk saat ini, Tjahjo menyatakan pihaknya sedang fokus memperbaiki kinerja PNS mulai dari tahapan rekrutmen, dengan proses dilakukan menggunakan sistem digital.
“Pemerintah akan mendapatkan SDM terpilih yang akan menggerakkan sistem pemerintahan Indonesia, mereka yang terpilih dengan sistem ini, diharapkan bisa menjadi Smart ASN,” ucap Tjahjo.
Dia menargetkan pada 2024 mendatang bisa mendapatkan SDM yang unggul, berkualitas, dan memiliki integritas.
“Maka kami nanti akan mendapatkan digital talent dan digital leader,” pungkasnya.***
Muhamad Usman