Pernyataan Anies Baswedan ini diungkapkan kepada media dari Australia, The Sydney Morning Herald, yang mewawancarainya.
Anies menyebut pihaknya telah mendeteksi keberadaan virus corona di Indonesia sejak Januari, atau dua bulan sebelum Presiden Jokowi mengumumkan kasus infeksi pertama pada 2 Maret 2020.
Dilarang melakukan tes Corona, akhirnya Pemerintah Provinsi DKI menyerahkan sample swab ke laboratorium Balitbangkes Kementerian Kesehatan.
“Ketika jumlahnya mulai naik terus, pada waktu itu kami tidak diizinkan melakukan pengujian. Jadi, setiap kali kami memiliki kasus, kami mengirimkan sampel ke lab nasional (Balitbangkes yang dikendalikan pemerintah pusat),” kata Anies dikutip dari The Sydney Morning Herald, Jumat, 8 Mei 2020.
Anehnya, semua sampel yang dikirim dinyatakan negatif Corona.
“Dan kemudian lab nasional akan menginformasikan, positif atau negatif. Pada akhir Februari, kami bertanya-tanya mengapa semuanya (sampel tes) dikatakan negatif?” tambahnya.
Anies mengakui usaha Pemprov DKI Jakarta dalam menangani wabah virus Corona sering tak seirama dengan pemerintah pusat.
Anies Baswedan mengambil contoh ketika pihaknya berkeinginan memberlakukan karantina wilayah di Jabodetabek pada akhir Maret, tapi ditolak mentah-mentah oleh Jokowi. Akhirnya, Jokowi memilih menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang tidak seketat karantina wilayah. ***
Muhamad Usman