Dalam surat rekomendasi bernomor 464/0009043 ditujukan pada Menteri Sosial tersebut, Ganjar mengusulkan Prof dr R Soegarda Poerbakawatja, Jenderal Polisi (Purn) Drs H Hoegeng Iman Santoso, dan dr Kariadi.
“Saya setuju, ada tiga, pak Hoegeng, dr Kariadi dan Soegatda. Sudah kita kirim (ke Kementerian Sosial),” kata Ganjar usai rapat Paripurna di kantor DPRD Jawa Tengah, Jumat, 19 Juni 2020.
Menurut Ganjar, usulan tersebut didasarkan masukan dari masyarakat dan data yang dilampirkan. “Pertimbangannya detail, kan proses usulan dari masyarakat kemudian data dilampirkan. Provinsi verifikasi apakah betul, kemudian kita teruskan. Nanti dari Kemensos dan Sekmil Presiden yang memutuskan terakhir,” jelas Ganjar Pranowo.
Menurut Ganjar, dr Kariadi telah berjasa dan mengabdi dalam bidang kesehatan masyarakat, dia juga ikut bertempur selama 5 hari di Semarang. Nama dr Kariadi juga telah diabadikan menjadi nama salah satu rumah sakit pemerintah di Semarang, Jawa Tengah.
Sementara itu, Prof Dr R. Soegarda Poerbakawatja adalah tokoh pendidikan dan namanya sudah diabadikan menjadi nama museum di Kabupaten Purbalingga.
Kemudian, Jenderal Polisi (Purn) Drs H Hoegeng Iman Santoso telah berjasa dan mengabdi dalam bidang kepolisian, sebagai suri tauladan dalam sikap jujur, integritas dan anti KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) serta nama beliau telah diabadikan menjadi nama stadion di Kota Pekalongan, nama jalan di Kota Banjar, Jawa Barat, dan nama rumah Sakit Bhayangkara di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.
Nama Hoegeng kembali dipopulerkan oleh Presiden Gusdur melalui leluconnya. Dia menyebut hanya ada tiga polisi yang jujur, yaitu polisi tidur, patung polisi, dan Jenderal Hoegeng. Lelucon ini beberapa hari lalu diposting oleh netizen yang berujung penangkapan dirinya. ***
Muhamad Usman